Di balik tembok kokoh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Magelang, terdapat secercah harapan dan semangat yang tumbuh dari balik jeruji besi. Di sanalah, program budidaya jamur tiram menjadi bukti nyata komitmen Lapas Magelang dalam membina narapidana menuju kemandirian.
Program inovatif ini, yang digagas sejak tahun 2023, tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan pangan para narapidana, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan yang berguna untuk bekal hidup setelah bebas nanti. Proses budidaya jamur tiram di Lapas Magelang dilakukan dengan menggunakan media tanam dari serbuk kayu dan dedak padi. Para narapidana dilibatkan dalam seluruh prosesnya, mulai dari pembuatan media tanam, penyemaian bibit, hingga panen.
Kepala Lapas Magelang, Bambang Wijanarko, mengungkapkan rasa bangganya atas program ini. “Program ini merupakan salah satu wujud nyata pembinaan kemandirian bagi narapidana di Lapas Magelang,” tuturnya. “Dengan bekal keterampilan budidaya jamur tiram, diharapkan para narapidana dapat membuka usaha sendiri setelah bebas dan tidak kembali lagi ke dunia kriminalitas.”
Program budidaya jamur tiram di Lapas Magelang telah menunjukkan hasil yang positif. Para narapidana terlihat antusias dan semangat dalam mengikuti program ini. Hasil panen jamur tiram pun cukup melimpah dan tidak hanya dikonsumsi di dalam lapas, tetapi juga dijual ke masyarakat sekitar. Kisah inspiratif dari Lapas Magelang ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi Lapas-Lapas lain di Indonesia untuk mengembangkan program pembinaan yang serupa. Dengan demikian, para narapidana dapat memiliki kesempatan untuk hidup mandiri dan produktif setelah bebas nanti.
Program budidaya jamur tiram di Lapas Magelang merupakan bukti nyata komitmen Lapas dalam membina narapidana menuju kemandirian. Program ini memberikan bekal keterampilan yang berguna bagi narapidana untuk hidup setelah bebas dan diharapkan dapat menekan angka kriminalitas.