Di antara dinding-dinding beton yang membatasi kebebasan, terbentang sebuah ruang kunjungan di Lapas Magelang yang menggema dengan kebahagiaan dan harapan setiap Rabu. Di ruang ini, tercipta suatu “Gelombang Kesempatan” yang membawa perubahan bagi warga binaan. RABUkustik, program musik di lapas ini, menjadi wahana bagi mereka untuk menjadi bintang di panggung kehidupan melalui musik.
Setiap pertemuan di ruang kunjungan yang diubah menjadi panggung RABUkustik, atmosfer penjara berubah menjadi arena kebudayaan yang menampilkan potensi dan bakat yang mungkin tersembunyi. Warga binaan yang berpartisipasi tidak hanya belajar memainkan berbagai instrumen, menyusun lirik, dan menyanyikan lagu-lagu, tetapi juga mengasah keterampilan seni mereka di bawah bimbingan instruktur musik yang berdedikasi.
Seiring berjalannya waktu, ruang kunjungan itu tidak hanya menjadi tempat bertemu keluarga, tetapi juga panggung yang menjadi saksi bagaimana warga binaan melampaui batasan dan menjadi bintang melalui RABUkustik. Saat mereka memainkan musik atau menyanyikan lagu-lagu, suasana menjadi penuh dengan emosi: tawa, tangis, dan kebanggaan.
Ketika para warga binaan tampil di hadapan keluarga, teman, dan staf lapas, mereka bukan hanya menjadi bintang di panggung kecil, melainkan juga membuktikan bahwa kehidupan di balik jeruji tidak selalu kelam. Gelombang Kesempatan yang tercipta melalui RABUkustik membawa pesan bahwa setiap orang pantas mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki diri, berkarya, dan meraih kebahagiaan.
Dengan nada dan lirik, warga binaan Lapas Magelang merajut kembali hubungan dengan masyarakat, mengukir jejak kesempatan yang menyinari jalan menuju pemulihan. “Gelombang Kesempatan” yang tercipta melalui RABUkustik tidak hanya mengubah ruang kunjungan, melainkan juga menyinari masa depan para peserta, memberikan inspirasi bahwa melalui musik, setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadi bintang dalam kisah hidupnya sendiri.
