Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas Magelang telah memperlihatkan dedikasi mereka dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan sebelumnya dalam pembuatan tempe. Dalam praktek lapangan yang terintegrasi, mereka berhasil mengaplikasikan teori yang telah dipelajari menjadi keterampilan praktis dalam proses pembuatan tempe. Langkah ini tidak hanya menunjukkan kemajuan dalam pengembangan keterampilan, tetapi juga memberikan harapan akan rehabilitasi yang berkelanjutan bagi para WBP.
Bapak Endhi Subinarto, Kasi Giatja Lapas Magelang, memberikan komentar yang membanggakan terhadap kemajuan para peserta. “Saya sangat terkesan dengan keseriusan dan semangat para WBP dalam mengikuti praktek lapangan ini. Mereka telah menunjukkan kemauan dan dedikasi yang tinggi dalam belajar dan mengembangkan keterampilan mereka,” kata Bapak Endhi. Komentar tersebut mencerminkan pentingnya praktek lapangan sebagai bagian integral dari pendidikan dan rehabilitasi di dalam lembaga pemasyarakatan.
Melalui praktek lapangan ini, WBP Lapas Magelang tidak hanya mengasah keterampilan teknis dalam pembuatan tempe, tetapi juga memperoleh pengalaman berharga dalam bekerja secara tim, mengelola waktu, dan mengikuti prosedur produksi. Langkah ini merupakan bagian dari upaya lebih besar untuk membantu para WBP mempersiapkan diri mereka untuk reintegrasi ke masyarakat dan menciptakan peluang baru untuk masa depan yang lebih baik. Dengan komitmen yang kuat dan dukungan yang berkelanjutan, pelaksanaan praktek lapangan di Lapas Magelang diharapkan dapat menjadi model yang dapat diadopsi oleh lembaga pemasyarakatan lainnya di seluruh negeri.