Strategi Konseling Adiksi untuk Warga Binaan di Lapas Magelang

Posted by : suaratid September 13, 2024 Tags : lapasmagelang
Lapas Magelang terus berinovasi dalam upaya rehabilitasi warga binaan melalui strategi konseling adiksi yang dirancang khusus untuk membantu mereka mengatasi ketergantungan terhadap narkoba dan zat adiktif lainnya. Program ini menjadi salah satu upaya lapas untuk tidak hanya menghukum, tetapi juga membina para warga binaan agar siap kembali ke masyarakat dengan perilaku yang lebih baik dan bebas dari adiksi.
 
Strategi konseling adiksi di Lapas Magelang menerapkan pendekatan terpadu yang melibatkan berbagai metode, termasuk terapi kognitif perilaku, terapi motivasi, serta dukungan kelompok. Para konselor bekerja secara intensif dengan warga binaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan yang memicu adiksi, dan membantu mereka mengembangkan keterampilan untuk menghadapi tekanan dan godaan yang mungkin muncul setelah mereka bebas dari lapas. Program ini tidak hanya berfokus pada aspek psikologis, tetapi juga melibatkan pembinaan keterampilan hidup dan pengembangan diri untuk mempersiapkan warga binaan dalam menjalani kehidupan yang produktif di luar lapas.
 
Meskipun demikian, pelaksanaan strategi konseling adiksi di Lapas Magelang tidak lepas dari berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan sumber daya, baik dari segi kurangnya tenaga konselor yang terlatih dan tersertifikasi maupun fasilitas pendukung seperti ruang konseling yang memadai.
 
Selain itu, perbedaan tingkat penerimaan dan motivasi dari para warga binaan juga menjadi tantangan tersendiri. Tidak semua warga binaan menunjukkan kesediaan yang sama dalam mengikuti program ini, sehingga diperlukan pendekatan yang lebih personal dan fleksibel untuk memastikan setiap peserta mendapatkan manfaat maksimal dari konseling yang diberikan.
 
Di sisi lain, terdapat berbagai peluang yang dapat dioptimalkan untuk meningkatkan efektivitas konseling adiksi di Lapas Magelang. Salah satunya adalah dengan memperluas kerja sama dengan lembaga-lembaga eksternal, seperti Badan Narkotika Nasional, psikolog, dan Psikiater. Dukungan dari lembaga eksternal juga dapat menjadi kekuatan tambahan dalam penyediaan sumber daya dan pengembangan program yang lebih komprehensif.
RELATED POSTS
FOLLOW US